RESENSI BUKU KE 2


HILMY MILAN 

Judul dan Identitas Buku:
Hilmy Milan
Penulis: Nadia Ristivani
Penyunting: Dono Salim
Penerbit: PT. Bukune Kreatif Cipta

Pendahuluan:

Sebuah novel romansa yang menyentuh dan mengangkat tema cinta yang tulus tanpa mengharapkan balasan. Mengisahkan hubungan antara Hilmy, seorang pria penuh perhatian, dan Milan, seorang wanita yang berasal dari keluarga mafia, cerita ini mampu menarik perhatian pembaca dengan pesan yang sederhana namun penuh makna tentang bagaimana cinta sejati seharusnya dijalani tanpa pamrih.

Sipnosis:

Cerita ini mengisahkan Hilmy, seorang mahasiswa yang diam-diam jatuh cinta pada Milan, adik kembar Marcello dari keluarga mafia. Milan, yang awalnya tertutup dan menjaga jarak, mulai merasakan perhatian-perhatian kecil dari Hilmy, seperti membantu dengan tugas kuliah dan menjemputnya saat hujan. Seiring waktu, mereka mulai saling jatuh cinta, mengajarkan bahwa cinta sejati bukan tentang mendapatkan balasan, melainkan memberi dengan tulus dan tanpa syarat.

Analisis dan Evaluasi:

Kekuatan utama dari novel ini terletak pada karakter-karakternya yang sangat mudah diterima dan terasa nyata. Hilmy, dengan sikap penuh perhatian, jenaka, dan tidak mudah menyerah, menjadi sosok yang sangat menarik. Di sisi lain, Milan, meskipun tampak rapuh karena latar belakangnya, memiliki ketegasan yang membuatnya unik dan kuat. Dinamika hubungan mereka yang berkembang perlahan-lahan memberikan warna tersendiri dalam cerita ini. Cerita ini adalah cinta tanpa timbal balik, yang sangat terasa seperti membawa pesan mendalam tentang memberi tanpa mengharapkan balasan.

Kesimpulan:

Menurut saya, novel ini sangat menyentuh hati dengan cerita yang mengajarkan kita tentang cinta sejati, yaitu cinta yang memberi tanpa mengharapkan balasan. Meskipun ada beberapa bagian yang bisa lebih digali, pesan yang disampaikan tetap sangat kuat dan relevan. Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang mencari romansa ringan namun penuh makna, yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberi pemahaman baru tentang arti mencintai dengan tulus.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU KE 1

Gambar
HELLO, CELLO Judul dan Identitas Buku: Hello, Cello Penulis: Nadia Ristivani Penyunting: Dono Salim Penerbit: PT. Bukune Kreatif Cipta Pendahuluan: Cerita ini tentang Helga, seorang penulis yang sudah tidak percaya lagi pada cinta karena sering disakiti. Karena itu, ia memilih untuk menutup hatinya dan fokus pada menulis. Suatu hari, saat sedang menulis buku keenamnya, ia bertemu dengan Cello, pria tampan yang awalnya tertarik pada gadis lain. Namun, Cello malah semakin dekat dengan Helga, yang memiliki kepribadian unik dan cenderung menghindari cinta. Cello merasa tertarik dan ingin membuat Helga melihat cinta dengan cara yang berbeda. Sipnosis: Helga, seorang penulis muda yang kecewa dengan cinta, memutuskan untuk menutup hatinya setelah banyak terluka. Ia lebih memilih fokus menulis daripada terjebak dalam hubungan yang hanya membawa sakit. Namun, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan Cello, seorang pria tampan yang awalnya tertarik pada gadis lain di kampus. Meski Helga bersika...
Baca selengkapnya

RESENSI BUKU KE 3

Gambar
  CADO-CADO 3: SUSAHNYA JADI DOKTER MUDA Judul dan Identitas Buku: Cado-Cado 3: Susahnya Jadi Dokter Muda Penulis: Ferdiriva Hamzah Penyunting:  Syafial Rustama Penerbit: Bukuné Pendahuluan: Cerita ini tentang kehidupan seorang ko-ass (dokter muda) yang penuh suka duka di dunia kedokteran. Lewat sudut pandang Ferdiriva Hamzah, pembaca diajak menyelami kisah nyata selama masa pendidikan klinik yang melelahkan, penuh tekanan, tapi juga dibumbui momen lucu dan menyentuh. Mulai dari menghadapi pasien, dokter pembimbing yang tegas, sampai pengalaman unik selama jaga malam, semuanya ditulis dengan gaya santai dan menghibur. Sipnosis: Cerita dimulai ketika Riva memulai rotasi klinis ko‑ass Ilmu Penyakit Dalam dan Bedah. Di sini, ia harus menyesuaikan diri dengan suster tegas, dokter pembimbing yang sifatnya “killer”, dan tempo jaga malam yang melelahkan. Banyak momen ringan dituturkan, seperti tidur di pojok meja dan begadang tidak karuan. Selanjutnya, Riva masuk ke praktik lapangan,...
Baca selengkapnya